LUKISAN HATI (Cerpen)

                                                                   LUKISAN HATI
                                   
           Panas matahari menyerang tubuhku siang ini, panas ini mungkin diatas 35 derajat celcius, satu persatu keringat basahku bercucuran.Ah…….aku harus kuat meski matahari disana mengejek menjulurkan lidahnya padaku, sial!!! Sandalku putus, kulihat uang disaku celanaku hanya ada sepuluh ribu, inipun hanya pas buat ongkos, berarti hari ini terpaksa aku harus naik bis tingkat bawah,berdesakan dengan penumpang lainnya,dan sisa uangku tinggal tiga ribu lagi,karena kubelikan sandal jepit.
        Sebenarnya hari ini tidak ada mata kuliah dikampus, tapi tadi pagi hpku berdering,sms masuk dari dosen bahasa arab dikelasku, beliau menyuruhku untuk hadir ke kantor akademik sekarang.
“Apa!!! Apakah aku tidak bermimpi???” ujarku tak percaya.
“Benar…hasil ujian bahasa arab anda kemarin diterima, dan dari kampus anda akan dikirim ke mesir.”jelas bapak setengah baya dihadapanku.
        Dosenku mungkin ingin memberi kejutan kepadaku, sehingga tidak memberi tahu sebelumnya, aku sendiripun tak menyangka, karena semua ini bermula atas dasar iseng semata dari hatiku, tiga bulan yang lalu aku membaca selembaran pengumuman yang terpampang di mading kampusku, pengumuman yang berisi test toefl bahasa arab dan inggris bagi mahasiswa baru yang belum mengikutinya pada awal pendaftaran masuk kuliah, dan dari ribuan peserta namaku tercantum dengan nilai tertinggi disana dalam tes bahasa arab, dan hamdan wasukrulillah aku berhak mendapatkan beasiswa, sujud syukur langsung kulakukan, terima kasih ya allah…., mungkin dosenku tahu cita-citaku untuk bisa belajar di bumi para nabi sana, tiba-tiba air mataku menetes, membayangkan akan dikuliahkan dimana aku nanti.
“Anda nanti akan dikuliahkan di universitas Al-azhar!” ujar dosenku lagi.
Tak bias kulukiskan seperti apa bahagiannya hatiku hari ini. Al-azhar…!!! Universitas tertua dimesir, universitas yang sangat kudambakan semenjak aku kelas lima SD, bahkan terkadang membuat hatiku sesak apakah aku bias mewujudkannya, rabb…. Terimakasih engkau telah mendengar mimpi dan doa hambamu. Sungguh sulit untuk kubayangkan sebelumnya, akupun tak tahu jika ternyata dibawah selembaran kertas pengumuman tersebut tertulis bahwa yang mendapat nilai tertinggi akan  mendapat beasiswa kuliah dimesir, dan ini bukan mimpi, aku mendapatkannya.

             Dengan uang tiga ribu, terpaksa aku harus bergelantungan pulang kerumah, dalam hati aku ingin sekali cepat sampai rumah, mengabarkan berita ini pada ibuku.
“ Aa…aa dari mana??” Tanya adik keciku ayu.
“aa dari kampus, emak ada dek..??” tanyaku balik.
“ada …!!” jawab adikku satu-satunya, sambil berlari masuk kedalam dan berteriak memanggli ibuku.
   Hatiku gamang melihat ibuku tercinta sedang tidur siang ini, kuciumi kening ibuku dengan linangan airmata yang tak kuasa kubendung, garis-garis tua sudah mulai memenuhi wajah ibuku, ya Allah…..apakah ibuku akan bahagia dengan kabarku ini? Apakah harus sekarang kukatakan ketika ibuku terkujur sakit dan ayah sudah lama meninggal.
“ ada apa ntong…??” tanya  ibuku.
Ntong  itu nama kesayangan ibuku, padahal namaku Muhammad faqih al-muqoddam, dan biasa dipanggil faqih oleh teman teman kampusku.
“ mak… ntong akan dikirim kemesir denga biaya gratis..!!” ujurku pelan, ibuku tersenyum mendengarnya.
“pergilah nak…emak bangga dan ridho….!!” Jawab ibuku sambil mengusap kepalaku.
“ kapan ntong akan berangkat??” Tanya ibuku lagi.
“ bulan depan mak..!” jawabku.


      Keesokan harinnya ibuku bekerja seperti biasa, selain kuliah akupun punya kerja sampingan ditempat percetakan majalah, sebatas membantu biaya kuliah dan kehidupanku sehari-hari.
“ ntong kalo belajar yang bener, yang getol, jangan mikirin biaye, ntu mah biar emak yang mikirin” ujar ibuku suatu hari dengan bahasa betawinya yang kental.
“ iya mak…!”

   Kurasakan hari begitu cepat berlalu, satu minggu lagi aku akan berangkat, semua orang yang dekat denganku selalu memberi semangat kepadaku, keberangkatannya pada hari minggu jam 10:00 wib aku harus dikantor department agama  kalau tidak aku gugur dan akan ditinggal, setiap malam aku selalu qiyamul lail meminta keberkahan dan keselamatan dari Allah.
Tiga hari sebelum berangkat ibu jatuh sakit, ya allah aku semakin bingung dengan arah tujuanku. Kulingkari kalender dikamarku, hari sabtu,besok malam aku berangkat, ibuku tampak sibuk memeriksa barang-barangku ditas.
“Ayu…ayu kan sudah gede, ayu jangan nakal yah,jagain emak….!!!” Ujarku suatu hari pada adik kecilku,ayu mengangguk mantap.
“nanti besok aa pulang yah….!!” Aku tersenyum haru, ya allah aku pasti akan merindukan ayu  kecilku, dengan waktu tujuh tahun yang yang begitu lama.
Malam ini aku sengaja tidur cepat supaya besok tidak terlambat, kulihat ayu tidur manis disamping ibuku, air mataku mengalir deras, berat!!! Berat sekali meninggalkan ibu dan adikku dalam kurun waktu yang cukup lama, ku ambil wudhu lalu shalat sunnah dua rakaat meminta ketenangan hati dari Rabbku.

“ya allah haruskah aku pergi disaat ibuku sedang sakit??”

                 “emak…emak kurang sehat??” tanyaku
“sudah….emak gak sakit kok, ntong jangan terlalu mikirin emak.” Jawab ibuku
“Jam berapa ntong berangkat nanti??”
“jam 10:00 mak…!”

“ emak yakin gak apa apa??”tanyaku sekali lagi meyakinkan.
” udeh…jangan mikirin emak, emak gak apa apa, toh 10 tahun dengan penyakit emak, emak masih bisa bernafas, ya udeh…nanti kalo ntong mau berangkat bangunin emak, emak mau tidur dulu bentar, emak capek badan emak pegel-pegel…”

“ iya mak…!” hatiku kian bergedup, aku takut, entah kenapa ….keberengkatan  ke kantor  departemen tinggal tiga jam lagi, ku sandarkan tubuhku ke ranjang kayu milik ibuku, ah…….aku tertidur, sudah jam setengah sepuluh , aku siap siap, jam setengah sepuluh pas kulihat ibuku masih tertidur pulas, ibu tertidur kok senyum, dengan pelan dan lembut kubangunkan ibuku.
”susah…a dari tadi ayu bangunin emak gak bangun bangun…!” ujar adikku
“ loh kok ayu udah bangun??” tanyaku
“tadi  emak yang masangin jam beker ayu…!!”
Ku coba bangunkan ibuku sekali lagi, tapi ibuku tak juga bangun , hatiku tambah galau, penasaran kudekatkan jari telunjukku ke hidung ibuku, ya rabbb…..tak ada nafas disana…hatiku galau , aku kalut rabb…aku tak sanggup…..
“ aa…aa berangkat aja, nanti ayu yang bilangin emak kalo emak udah bangun,” kata adikku, tak kuhiraukan perkataannya, ku peluk ayu erat, air mataku kembali berderai, ya allah ….
“ aa kenapa nangis? Udah aa pergi aja nanti ayu yang bangunin emak,”
“ayu…dengar…aa? Emak udak pergi…!!”
“ ayu gak ngerti dah…aa pergi aja nanti aa telat..!”
“ adikku dengarin aa, emak udak pergi dek, emak meninggal…!!” jawabku tak sanggup, ayu diam, mata kelincinya berkaca kaca, tak mungkin kubiarkan ayu sendirian, ya allah ……sejam mulai berlalu , itulah waktu…...


                                    Selesai

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Drama ( keteguhan iman keluarga Yasir Bin Amr)

Contoh Surat Rapat Pembentukan Panitia PHBI

Makalah sejarah dan perkembangan ilmu tafsir